SHALAWAT RUH
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَی رُوْحِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ فِی الْأَرْوَاحِ وَعَلَی جَسَدِهِ فِی الْأَجْسَادِ
وَعَلَی قَبْرِهِ فِی الْقُبُوْرِ وَعَلَی اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمِ
Allaahumma sholli alaa ruuhi sayyidinaa Muhammadin fil arwaahi wa alaa jasadihi fil ajsadi wa alaa qobrihî fil quburi wa ala alihi washohbihi wasallim.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada ruh Nabi Muhammad saw, diantara semua ruh, kepada jasadnya diantara semua jasad, kepada kuburnya diantara semua kubur, dan limpahkanlah pula rahmat dan keselamatan kepada keluarganya dan sahabatnya.
Para ulama ahli hadits, ahli Al-quran, ahli berjamaah sholat lima waktu, dan juga ahli tahajud mengatakan, “Seorang Muslim, Mukmin, dan Muhsin yang banyak membaca shalawat ini, insya Allah akan mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad Saw. Ia juga bisa bermimpi bertemu dengan ibu, bapak, mertua, suami, istrinya yang sudah meninggal.” Bacalah sholawat ini setiap malam, terutama malam jum’at. Saat membacanya sebaiknya dalam keadaan memiliki wudhu.
Imam Sya’arani meriwayatkan bahwa Rasullullah bersabda, “Barang siapa yang bershalawat dengan cara seperti ini akan bertemu denganku di dalam mimpi, dan barang siapa yang bertemu dengan di dalam mimpi, ia akan bertemu denganku di Yawmil Hisab, dan barang siapa yang bertemu denganku di Yawmil Hisab, aku akan memberi syafaat padanya, dan barang siapa yang mendapatkan syafaatku, ia akan minum dari telagaku, Hawdh al-Kawtsar di Surga, dan barang siapa yang meminum dari al-Kawtsar ia akan terlindung dari api neraka.
Imam Sya’arani berkata, “Aku harus membacanya,” dan aku membacanya sebelum tidur dan terus membacanya sampai aku tertidur. Aku melihat bulan dan melihat wajah Rasullullah yang mulia, dan aku berbicara dengan beliau. Kemudian ghaba fi’l-qamar, aku merasa beliau berada di bulan hingga beliau menghilang. Aku berdoa kepada Allah (swt) demi shalawat ini, agar Dia memberikan seluruh nikmat yang Ia berikan, bukannya nikmat yang biasa, tetapi nikmat yang Ia berikan kepada Sang Kekasih-Nya, Sayyidina Muhammad saw, yang Ia janjikan kepada setiap mu’min, dan aku merasa bahwa aku telah mendapatkannya. (Afdhal ash-Shalawat, halaman 58).
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَی رُوْحِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ فِی الْأَرْوَاحِ وَعَلَی جَسَدِهِ فِی الْأَجْسَادِ
وَعَلَی قَبْرِهِ فِی الْقُبُوْرِ وَعَلَی اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمِ
Allaahumma sholli alaa ruuhi sayyidinaa Muhammadin fil arwaahi wa alaa jasadihi fil ajsadi wa alaa qobrihî fil quburi wa ala alihi washohbihi wasallim.
Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada ruh Nabi Muhammad saw, diantara semua ruh, kepada jasadnya diantara semua jasad, kepada kuburnya diantara semua kubur, dan limpahkanlah pula rahmat dan keselamatan kepada keluarganya dan sahabatnya.
Para ulama ahli hadits, ahli Al-quran, ahli berjamaah sholat lima waktu, dan juga ahli tahajud mengatakan, “Seorang Muslim, Mukmin, dan Muhsin yang banyak membaca shalawat ini, insya Allah akan mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad Saw. Ia juga bisa bermimpi bertemu dengan ibu, bapak, mertua, suami, istrinya yang sudah meninggal.” Bacalah sholawat ini setiap malam, terutama malam jum’at. Saat membacanya sebaiknya dalam keadaan memiliki wudhu.
Imam Sya’arani meriwayatkan bahwa Rasullullah bersabda, “Barang siapa yang bershalawat dengan cara seperti ini akan bertemu denganku di dalam mimpi, dan barang siapa yang bertemu dengan di dalam mimpi, ia akan bertemu denganku di Yawmil Hisab, dan barang siapa yang bertemu denganku di Yawmil Hisab, aku akan memberi syafaat padanya, dan barang siapa yang mendapatkan syafaatku, ia akan minum dari telagaku, Hawdh al-Kawtsar di Surga, dan barang siapa yang meminum dari al-Kawtsar ia akan terlindung dari api neraka.
Imam Sya’arani berkata, “Aku harus membacanya,” dan aku membacanya sebelum tidur dan terus membacanya sampai aku tertidur. Aku melihat bulan dan melihat wajah Rasullullah yang mulia, dan aku berbicara dengan beliau. Kemudian ghaba fi’l-qamar, aku merasa beliau berada di bulan hingga beliau menghilang. Aku berdoa kepada Allah (swt) demi shalawat ini, agar Dia memberikan seluruh nikmat yang Ia berikan, bukannya nikmat yang biasa, tetapi nikmat yang Ia berikan kepada Sang Kekasih-Nya, Sayyidina Muhammad saw, yang Ia janjikan kepada setiap mu’min, dan aku merasa bahwa aku telah mendapatkannya. (Afdhal ash-Shalawat, halaman 58).
assalamualaikum ustadz...
BalasHapusmohon izin mengamalkan shalawat ruh.
Wa'alaikumsalam wr wb saudara ku pak mohd shahbudin silahkan mudah2an keberkahan keatas anda Aamiin
HapusQobiltu
BalasHapusTafadhol fii amaliyahi sholawat arruh
BalasHapusQobiltu y ustadz
BalasHapusTafadhol fii amaliyahi sholawat arruh
Hapus