kisah dai'yah seorang wanita waliyullah
Rabi’ah Al Adawiyah.
Seorang wanita tetapi dia membawa fikir dakwah, maka dia tidak akan terkesan dengan pandangan-pandangan dzohir, walaupun dia miskin tidak memiliki apa-apa di rumahnya. Wanita ini selain menjadi da’iyah, dia tidak akan terkesan kepada pesona-pesona keduniaan yang menyebabkan dia keluar rumah. Dia tidak akan terkesan dengan kebendaaan yang indah-indah, bahkan dia tidak akan memasukkan kebendaan yang indah-indah dipandang mata tersebut kedalam rumahnya. Melainkan dia akan hiasi rumahnya dengan amalan-amalan seperti tasbihat, dzikir, tilawat, tahajjud. Bagi orang yang biasa menghidupkan amalan ini, ketika dia melihat benda maka dia akan melihat itu sebagai suatu amalan. Jika ada takaza mengorbankan benda tersebut di jalan Allah, tidak sulit baginya mengorbankannya. Sehingga benda-benda tersebut berubah dari maal menjadi suatu amalan. Inilah perbedaan antara ahlul maal dan ahlul amal.
Maka suatu saat rumah yang dihuni oleh wanita dai’yah ini dilirik oleh kalangan pencuri sebagai rumah yang mudah untuk dijadikan target pencuriannya. Maka masuklah pencuri tersebut kerumah wanita tadi. Namun asbab sifat wanita tersebut yang betul-betul dermawan, apabila ada orang lain masuk ke rumahnya maka akan dia jamu. Namun kali ini yang masuk adalah seorang laki-laki yang maling. Sehingga dari balik tirai hijab, yang memisahkan pandangan atau tempat laki-laki dan perempuan, si wanita ini memandang dengan mata hatinya. Sehingga wanita ini tau apa yang di inginkan daripada si pencuri tadi. Maka si wanita ini katakan dari balik hijab, “Wahai pemuda sesungguhnya kamu tidak akan mendapatkan apa yang engkau cari di dalam rumah ini, namun di sebelah kananmu itu ada kendi yang berisi air, berwudhulah lalu sholatlah dua rekaat, mintalah kepada Allah, maka Allah akan memberikan apa yang kamu cari disini.” Mendengar suara dari wanita sholihah ini mampu membuat seorang laki-laki ini ketakutan. Inilah bahwa suara dari seorang perempuan yang mampu menundukkan seorang laki-laki. Sehingga si maling ini mengambir air dari kendi tersebut dengan penuh ketakutan untuk berwudhu dan sholat 2 rekaat. Ketika si maling ini sholat, si wanita inipun berdoa :
“Ya Allah telah masuk kerumah ku seorang pemuda, untuk mencari sesuatu yang dia tidak dapatkan disini. Ya Allah kini pemuda tersebut, sedang mengetuk pintu rahmatmu, maka berikanlah apa yang dia cari dan bukakanlah pintu rahmatMu.”
Sebelum pemuda maling tadi, mengucapkan salam, serta merta terdengar ketukan pintu dari luar rumah wanita tadi. Maka si wanita tersebut bertanya : “Siapa gerangan diluar ?” si pengetuk pintu tadi menjawab, “Saya adalah utusan Raja, saya diperintahkan Raja untuk membawa hadiah yang banyak untukmu. Harap diterima pemberian ini.” Maka wanita tersebut menjawab, “Jika hadiah itu berupa kebendaan-kebendaan maka jangan masukkan ke rumahku, karena aku sudah terbiasa tidak membawa kebendaan-kebendaan masuk kedalam rumahku. Letakkan saja di depan halaman rumahku”. Maka si wanita tadi berkata kepada pemuda maling tersebut, “Wahai pemuda yang masuk ke rumah ku sesungguhnya engkau sudah mengetuk pintu Allah Swt, sekarang lihatlah apa yang Allah telah kirimkan kepadamu. Di depan pintu halamanku engkau bisa mencari apa yang engkau inginkan.” Maka ketika si pemuda pencuri ini keluar dari rumah, dia dapatkan didepan rumah harta yang sangat banyak diberikan dari kerajaan di depan matanya. Melihat ini si pemuda langsung menangis, “Kenapa selama ini saya selalu mengambil hak orang lain dengan cara menyusahkan mereka, padahal dengan sholat dua rekaat saya bisa mendapatkan apa yang saya inginkan.” Sesal pemuda pencuri tersebut. Inilah kisah daiyah seorang wanita waliullah, yang bernama Rabi’ah Al Adawiyah.
0 komentar:
Posting Komentar
Salamun 'alaik..
Bacalah basmalah sebelum memulai sesuatu