Keutamaan Berpuasa dibulan Purnama

Puasa dibulan purnama

Salamun 'alaikum
Berpuasa dibulan purnama karena Allah SWT semata,  bukan mempuasai bulan purnama nya ya.. Insya Allah 3 hari berpuasa dimulai bulan purnama pertama pagi nya sahur sebagaimana berpuasa sunnah seperti biasa nya, serta amalkan lah bacaan tasbih berikut semampunya  ketika habis shalat fardhu dan ketika tengah malam ( mandi wajib tengah malam)  lalu shalat hajat dan baca sebanyak2nya tasbih berikut ini.

 سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ
اَسْتَغْفِرُ اَللّهَ

" Subhanallahi wabihamdihi subhanallahil 'adzhim astaghfirullah "


 Insya Allah penyakit koreng, luka lama atau penyakit2 yg ada ditubuh anda yg sudah lama belum kunjung sembuh dan sulit disembuhkan ( sudah berdoa dan upaya ) maka  bi'idznillah,  tanpa anda sadari penyakit itu hilang dalam 3-7 hari sesuai ketentuan Allah SWT

Semua atas izin Allah SWT dan Tanda-tanda kebesaran Nya..
Barokallah semoga bermanfaat


Ijazah dari Syeikh Abdul soleh kepada bpk amir hamzah (mertua) kepada saya sendiri ust faisal alfikri

Efek samping dari amalan ini jika berturut2 dirayadlohkan setiap malam bulan purnama,  maka cahaya mahabbah menjadi ujian dan cobaan anda yaitu dicintai banyak orang terutama wanita.
Maka dari itu berhati2 lah jgn sampai amalan ini menjerumuskan anda ke hal yg buruk suatu hari nanti, kencengkan tauhid nya




Dalil :
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2345. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Ash Shohihah no. 580)
Hari ini disebut dengan ayyamul biid (biid = putih, ayyamul = hari) karena pada malam ke-13, 14, dan 15 malam itu bersinar putih dikarenakan bulan purnama yang muncul pada saat itu.

Rasulullah Saw bersabda : “Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan, dan disukai oleh (Allah) Yang Maha Pengasih, yaitu kalimat subhanallah wabihamdihi, subhanallahil ‘Azhim (Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya, Mahasuci Allah Yang Maha Agung).” (HR Bukhari 7/168 dan Muslim 4/2072)
Dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

(( مَنْ لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضَيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ )) رواه أبو داود.

“Barangsiapa senantiasa beristighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya kelapangan dan untuk setiap kesempitannya jalan keluar, dan akan diberi-Nya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR. Abu Daud)([1]).

Imam Al-Auza’i ditanya: “bagaimana cara beristighfar?” beliau menjawab: “Hendaknya mengatakan: “Astaghfirullah, astaghfirullah.” Artinya, aku memohon ampunan kepada Allah.

Anas radhiallahu’anhu meriwayatkan, aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Allah berfirman:

 قَالَ الله تَعَالَى: ] يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ وَلاَ أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكْ بِيْ شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً [ )) رواه الترمذي.

“Allah Ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau memohon dan mengharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni dosa-dosamu yang lalu dan aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu sampai ke awan langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku niscaya Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau datang kepada-Ku dengan dosa-dosa sepenuh bumi dan kamu menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatupun, niscaya Aku datangkan utukmu ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata: hadits ini hasan).