"wattaqullah wayuallikumullah" dan bertaqwa lah kepada Allah, maka Allah mengajarmu (Al baqarah 282)

Kamis, 21 September 2017

Hati-hati dalam Berfaham Berikut ( Allah SWT merasuki manusia/ wahdatul wujud)

Hati-hati dalam Berfaham Berikut ( Allah SWT merasuki manusia/ wahdatul wujud)

MOTTO : Membrantas faham sesat diinternet


Salamun 'alaikum
Berikut salinan komentar ana pada beberapa orang yg perlu diperhatikan untuk diperbaiki.


Komentar di blog sufimuda.

Sufi Gila pada Desember 13, 2008 pukul 6:42 pm

saat ruhani itu sudah diaktifasi dan mulai menyinari seluruh tubuh sampai bergetarlah seluruh sel2 kita … maka hilanglah kesadaran jasad sehingga muncullah kesadaran spiritual … sama seperti saat kabel dialiri listrik maka hilanglah sifat kabel dan larut dalam sifat2 listrik

 … "maka terucaplah kata2 yang tiada disadari oleh manusia yang bernama Umar yang sebenarnya Allah lah yang berkata2" ….

kata radio bukan aku yang bicara tapi studio karena radio sudah terhubung dengan studio melalui teknologi … kata Umar bukan aku yang memerintah tapi Allah karena aku sudah terhubung dengan alam Rabbani melalui teknologi/metode atau tharikatullah

Balas

Ust Faisal Alfikri pada Januari 26, 2017 pukul 7:17 am

Awas hati2 dengan manusia ini,, ngomong dengan mengutarakan isi hati,, tp lari semua apa yang dijelaskan bisa keluar dari agama.. Nama nya sudah sufi gila,, berhati2 lah.. Temui ustadz dan kyai setempat saja yg memang dinamakan seorang demikian

Balas

SufiMuda pada Februari 2, 2017 pukul 8:52 am

ayo segera temui ustad Faisal alfikri, bukan begitu? 

Balas

Ust Faisal Alfikri pada Juni 2, 2017 pukul 10:17 pm

Temui ustadz atau imam terdekat saja, kalau kamu dimedan sumatera utara, boleh temui saya atau ustadz setempat

Balas

Yahya pada Februari 3, 2017 pukul 9:07 pm

Bismillahirrohmanirrohiim. Kurang lebih 1438 thn yg lalu, setiap hari Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam keluar dari rumahnya untuk memberikan makanan dgn cara menyuapi seorang pengemis yahudi buta, dengan penuh keikhlasan dan kesabaran disuapinya pengemis itu, tdk berharap balasan dari makhluk, tidak butuh puja puji dan sanjungan makhluk, tidak butuh pengikut, tidak mengharapkan balasan dunia dan akhirat, diam, gerak, dan berdirinya hingga nafas seaatpun tdk diakui kepunyaan pribadi. Setiap hari itu pula Baginda Nabi mendapatkan hujatan, cacian, makian, direndahkan, disesatkan dlsb.Tetapi Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam tidak pernah sekalipun membalas dgn mengatakan sesat, kafir, syirik, musyrik dlsb kpd pengemis yahudi tsb, karena penglihatan, perkataan, pendengaran dan penciuman beliau sdh menjadi rahmat bagi seluruh semesta alam. Baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam di utus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak kpd diri sendiri, akhlak kpd sesama manusia, akhlak kpd Alloh Ta’ala, hingga menjadi akhlakul karimah. Sumber kebaikan adalah Baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam. Sumber keburukan adalah iblis.

Balas

Ust Faisal Alfikri pada Juni 7, 2017 pukul 9:54 pm

Hanya orang kafir lah yang mengatakan sufi ( ajaran ) gila, yang dibawa nabi muhammad SAW.
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, . . .” (QS. Al-Fath: 29)
Hikmah :
Jikalah kamu merasakan mampu seperti nabi Muhammad SAW maka cobalah, namun orang yang bersama nya ( orang yang mengikuti Rasul Allah ), keras terhadap orang kafir, tetapi berkasih sayang terhadap sesama mereka ( muslim ).
Belajar lah..

Balas

sayyid pada Juni 9, 2017 pukul 11:30 am

Assalamualaikum wr.wb,
Tepat sekali pencerahanmu adikku Yahya.
Bagaimana kita mencintai Allah jika kita tidak mencintai sesama manusia dan gimana kita dapat mencintai sesama manusia apabila kita sendiri tidak mencintai diri kita sendiri?
kenalilah dirimu dahulu (perbaiki akhlak burukmu ) lantas cintailah sesamamu barulah kamu dapat mencintai yg memiliki cinta itu.
Tidak ada kebaikan pada iblis.
wassalamualaikum wr.wb,
ustad sayyid

Balas

Ust Faisal Alfikripada September 16, 2017 pukul 3:56 pm

Tong kosong kosong nyaring bunyi, sedang tong padat diem tak bersuara. Jika diri mu yakin telah bermakhrifatullah. Maka diri itu diem tak berkata apa lagi terkecuali apa yg dikehendaki Nya. Tau kenapa Al hallaj dipenggal ( karena mengatakan Ana Al Haq) seseorang yg telah mencapai puncak maqom ubudiyah akan tetapi lupa pada syariyah. Sehingga menjadi tong besar namun kembali kosong karena hal sepele yaitu mengaku Ana Al haq. Sama seperti iblis dengan diawal maqom sudah mencapai imam malaikat. Namun karena satu saja kesalahan ( tidak mau sujud) karena keakuan nya yg menyatakan terbuat dari api yg lebih suci dari pada tanah. Begitu juga pengakuan ana alhaq ( masih ada ke akuan) dan begitu juga nick name sufi gila, sufi muda, yahya dan sayyid masih merasakan keakuan bahwa diri sendiri benar, diri sipolan benar padahal kenyataan nya Allah SWT Yang Maha Benar.
Tidak kah kamu baca bahwa didalam Alqur’an orang yang mengetahui dengan kebenaran Rabb nya itu mereka diam.
Tidak kamu membaca hadis tentang ilmu sekarung disimpan dan sekarung disebar kan? Lantas mau bagaimana Alqur’an dan hadis saja tidak mau diikuti sudah ngaku itu benar ini benar ( mengetahui apa yg diketahui Allah SWT).
Perhatikan kata2 nickname sufi gila : “maka terucaplah kata2 yang tiada disadari oleh manusia yang bernama Umar yang sebenarnya Allah lah yang berkata2”.
Apa kah kamu melihat Allah SWT merasuki seorang manusia? Kalau begitu kamu kembali ketauhidan kaum nasrani yg mengaku nabi isa ruh Allah atau tuhan yg turun dari atas langit menyamar jadi manusia dan disalip demi menembus kesalahan manusia ciptaan nya.
Seandai nya kamu hidup dijaman sayyidina umar bin khattab ( sudah pasti beliau bangkit dan menebas batang leher mu karena memfitnah auliya muslimin).
Nah jadi masih bengal dan ga sadar? Karena malu sudah berfatwa dari awal?? Jgn malu kawan, malu lah sama Dia Allah SWT karena kamu telah berani melampaui pengetahuan Nya dengan menyatakan Dia merasuki manusia.
Wassalamun ‘alaikum wr wb



Balas

SufiMudapadaSeptember 20, 2017 pukul 10:00 pm

Kalau pake nicname sufi, sayyid, yahya itu mengandung keakuan, kalau pake gelar ustad diawal nama gk keakuan y???
Kalau ada yg meyakini al halaj di bunuh karena ucapan “ana al Haq” brati dia kurang piknik, atau bahan bacaannya cuma ngandalin browsing internet
Baca lagi sejarah al Halaj agar gk keliru..

Anda bahas sesuatu yang anda ndak paham, silahkan pak ustad belajar lagi ama pak kiayi nanti kalau udah sedikit paham baru balajar kepada Wali Allah (itu kalau jumpa..)
Jadi harus disadari kelas ustad memang sangat jauh x dengan kelas kiayi apa lagi kelas sufi 

Balas

Ust Faisal AlfikripadaSeptember 20, 2017 pukul 11:55 pm

Komentar Anda sedang menunggu moderasi.

Hehe.. Apa lah arti nya ustadz, apakah bang sufimuda merasakan menggelegar ketika ada orang yg pakai nama ustadz. Bukan kah itu nama yg baik, ustadz arti nya guru.. Yah walaupun murid2 ana cuma belasan orang tp mereka memanggil ana ustadz atau guru. Lagian bang sufimuda asal nebak aja isi hati ana hehe, nama ustdz itu sengaja ana letakin bahwa ana harus bisa belajar jadi guru atau ustadz. Bukan kah setiap manusia walaupun sudah tingkat guru harus masih belajar lagi ( apakah bang sufi muda apakah tidak senang melihat ana bersemangat belajar) hehe.. Masalah Al halaj ada kok buku dan internet yg ana baca tp loh kok mengucilkan sumber pengetahuan diinternet bukan kah bg sufi muda tulis2 diinternet hehe.. Yg ana buka kan itu bukan kejelekan bg sufi muda atau berniat buruk atau berkata tidak karuan, malahan ana bangga banyak anak2 belajar kesufian itu tanda nya ketaqwaan. Akan tetapi berhati2 jangan sampai berfaham wahdatul wujud yaitu ana al haq tadi.
Gunung aja meledak, nabi musa as aja pingsan, nabi muhammad saw melihat Nya ketutup cahaya. Malahan ngaku menyatu ke pada Al Haq. Kalau yg dimaksud menyatu kepada salah satu sifatullah itu diwajibkan dan boleh diakui akan tetapi hati2 dalam menyampaikan nya terhadap orang awam. Nanti orang awam beranggapan menyatu dengan Tuhan.

Perhatikan kata bang suf gila diatas yg bang sufi muda dan teman2 lain nya membenarkan konsep tersebut.
Bg sufi gila berkata :

“sama seperti saat kabel dialiri listrik maka hilanglah sifat kabel dan larut dalam sifat2 listrik … maka terucaplah kata2 yang tiada disadari oleh manusia yang bernama Umar yang sebenarnya Allah lah yang berkata2”.

Itu arti nya umar yg dikatakan sebagai manusia sedang tidak sadar berkata2 karena sedang dirasuki Allah SWT. Adakah rasul kita menerima wahyu Allah SWT merasuki Nabi Besar Muhammad SAW?. Tidak demikian wahai saudara ku, wahyu diturunkan dari langit lalu disampaikan malaikat Nya Jibril as. Jadi tidak melalui jalur rasukan hehe.. Atau disebut faham wahdatul wujud (menyatu kepada Allah SWT). Itu sangat jauh keluar dari syar’ii sariat islam.

Berubah lah bang sufi muda, kalau tidak berubah nanti ada orang yg suka dengan nama USTADZ abang jengkali, sedangkan ada orang yg suka dengan nama GILA abang hormati dan ikuti.

Jiwa masih perlu dibenahi lagi. Masih ada jiwa laamaarah. Sudah dapat melihat malaikat yg dikanan kiri pun blm tentu dianggap suatu puncak kezuhudan, apa lagi jumpa wali Allah baik dzahir dan bathin. Masalah waliyullah coba bang sufi tanyakan kepada ruhani syeikh rokan, atau klu blm bisa, tanya sama qorin nya alm. Syeikh, tanyakan pernah ngajari basyrah binti t topal bin h abdullah sabar yg salah satu cucu nya bernama faisal fikri atau Ust. Faisal Alfikri ( saya suka nama itu sebab terasa mendidik ana hehe)

Bismillahirrohmanirrohim
(Al-`Aşr):1 – Demi masa.
(Al-`Aşr):2 – Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
(Al-`Aşr):3 – kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Akhirul kalam wassalamun ‘alaikum wr wb
Semangat bang sufi muda dan lain nya





Note :
Wahdatul Wujud

Ahlussunnah Wal Jama'ah mengatakan: "Sesungguhnya Allah tidaklah bertempat pada sesuatu, tidak terpecah dari-Nya sesuatu dan tidak menyatu dengan-Nya sesuatu, Allah tidak serupa dengan sesuatupun dari makhluk-Nya".


Syekh Abd al Ghani an-Nabulsi -semoga Allah merahmatinya dalam kitabnya al Faidl ar-Rabbani berkata:"Barangsiapa yang mengatakan bahwa Allah terpisah dari-Nya sesuatu, Allah menempati sesuatu, maka dia telah kafir".

Al Imam al Junayd al Baghdadi (W. 297 H) penghulu kaum sufi pada masanya berkata: "Seandainya aku adalah seorang penguasa niscaya aku penggal setiap orang yang mengatakan tidak ada yang maujud (ada) kecuali Allah". (dinukil oleh Syekh Abd al Wahhab asy-Sya'rani dalam kitabnya al Yawaqit Wal Jawahir).

Al Imam Ar-Rifa'i -semoga Allah meridlainya- berkata: "Ada dua perkataan (yang diucapkan dengan lisan meskipun tidak diyakini dalam hati) yang bisa merusak agama: perkataan bahwa Allah menyatu dengan makhluk-Nya (Wahdat al Wujud) dan berlebih-lebihan dalam mengagungkan para Nabi dan para wali, yakni melampaui batas yang disyariatkan Allah dalam mengagungkan mereka
Beliau juga mengatakan: "Jauhilah perkataan Wahdat al Wujud yang banyak diucapkan oleh orang-orang yang mengaku sufi dan jauhilah sikap berlebih-lebihan dalam agama karena sesungguhnya melakukan dosa itu lebih ringan dari pada terjatuh dalam kekufuran

"Sesungguhnya Allah tidaklah mengampuni orang yang mati dalam keadaan syirik atau kufur sedangkan orang yang mati dalam keadaan muslim tetapi ia melakukan dosa-dosa di bawah kekufuran maka ia tergantung kepada kehendak Allah, jika Allah menghendaki Ia akan menyiksa orang yang Ia kehendaki dan jika Allah berkehendak, Ia akan mengampuni orang yang Ia kehendaki".

Dua perkataan al Imam Ahmad ar-Rifa'i tersebut dinukil oleh al Imam ar-Rafi'i asy-Syafi'i dalam kitabnya Sawad al 'Aynayn fi Manaqib Abi al 'Alamain.
Salah seorang khalifah Syekh Ahmad ar-Rifa'i (dalam Thariqah ar-Rifa'iyyah) pada abad XIII H, Syekh al 'Alim Abu al Huda ash- Shayyadi -semoga Allah merahmatinya- dalam kitabnya at-Thariqah ar- Rifa'iyyah berkata: "Sesungguhnya mengatakan Wahdah al Wujud (Allah menyatu dengan makhluk-Nya) dan Hulul (Allah menempati makhluk-Nya) menyebabkan kekufuran dan sikap berlebih-lebihan dalam agama menyebabkan fitnah dan akan menggelincirkan seseorang ke neraka, karenanya wajib dijauhi".

Syekh al 'Alim Abu al Huda ash-Shayyadi –semoga Allah merahmatinya- juga mengatakan dalam kitabnya al Kawkab ad-Durriy:
"Barangsiapa mengatakan saya adalah Allah dan tidak ada yang mawjud (ada) kecuali Allah atau dia adalah keseluruhan alam ini, jika ia dalam keadaan berakal (sadar) maka dia dihukumi murtad (kafir)".


Al Imam Syekh Muhyiddin ibn 'Arabi mengatakan: "Tidak akan meyakini Wahdah al Wujud kecuali para mulhid (atheis) dan barangsiapa yang meyakini Hulul maka agamanya rusak (Ma'lul)".

Sedangkan perkataan-perkataan yang terdapat dalam kitab Syekh Muhyiddin ibn 'Arabi yang mengandung aqidah Hulul dan Wahdah al Wujud itu adalah sisipan dan dusta yang dinisbatkan kepadanya. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Abdul Wahhab asy-Sya'rani dalam kitabnya Lathaif al Minan Wa al Akhlaq menukil dari para ulama. Demikian juga dijelaskan oleh ulama-ulama lain.

= Aqidah Ahlussunah Wal Jamaah



0 komentar:

Posting Komentar

Salamun 'alaik..
Bacalah basmalah sebelum memulai sesuatu