Dengarkan Mp3 Alqur'an

Download sekali klik Mp3 Al-Qur'an Murottal Syaikh Nasser Al Qatami 30 Juz secara gratis dan mudah2an besar manfaat kepada anda semua Aamiin

Terjemahan KItab Al-Hikam

TERJEMAH ALHIKAM ( بِسْمِ الله الرحمَنِ الحيمِ ) AL - HIKAM ۞ MUQODDIMAH ALHIKAM ibnu 'Atho'illah asSyakandary ra ۞

Ruqyah Al Shariah Full by Sheikh Nasser Al-Qatami

Download mp3 Ruqyah Al Shariah Full by Sheikh Nasser Al-Qatami berikut lantunan ayat2 suci, yang jika didengar dengan menyimak setiap ayat, maka insya Allah semua problem dalam hidup sedikit berkurang..

Tasbih Kaukah Alhikmah

Tasbih Kaukah Belimbing Dim 10 Harga Rp. 550.000 Bahan Asli Kayu Kokka Produk Baru

Paket Pengobatan BABUSSALAM ( Besilam )

Bismillahirrohmanirrohim Saya sebagai pengurus blog MAB ini ingin menawarkan sesuatu pengobatan alternatif baik itu penyakit medis ( kiriman teluh/santet ) maupun non medis, untuk pengobatan tingkat lanjut,

"wattaqullah wayuallikumullah" dan bertaqwa lah kepada Allah, maka Allah mengajarmu (Al baqarah 282)

Minggu, 12 Maret 2017

Sholat Kubro

Sholat Kubro


shalat ini dilaksanakan 2 raka'at
pada raka'at pertama setelah membaca Surah Al-Fatihah, membaca surat Al-Kafirun sebanyak 10 kali, kemudian pada rokaat kedua setelah membaca surat Al-Fatihah membaca surat Al-Ihlas sebanyak 11 kali.

Setelah mengucapkan Kemudian sujud kembali sambil membaca

"Subhanallah walhamdulillah wala ilaHa illaLlahu HuAllahu Akbar sebanyak 40 kali, kemudian duduk lagi, lalu diteruskan sujud kembali seperti sujud pertama sambil membaca :

 "Assholatu wassalamu alaika Ya Sayyidi Ya Rosulallah hudz bi yadii qollat hiilati adriknii" sebanyak 7 kali, terus bangun dan duduk lagi dan kemudian lakukan sujud kembali seperti yang pertama dan kedua dan membaca ayat :
 "Muhammadurrosulullah, walladzina ma'ahu asyiddaa'u 'alal kuffari ruhamaa'u bainahum ...... dst surat Al-Fath, ayat: 29, sebanyak 40 kali.

Setelah selesai dengan dzikir-dzikir tersebut, kemudian duduk bersila dengan membaca Surat Al-Fatihah yang di hadiahkan untuk :

Nabi Muhammad SAW,
Nabiyullah Khidzir A.S.
Syeikh Abdul Qodir al Jailani,
Al Imam Syafi'i.
K.H. Abdul Qodir Al Qudsy
Man Ajazani ilaa muntaha

Setelah selesai itu semua, tinggal kita berdoa memohon kepada Allah SWT apa yang kita niatkan dan kita harapkan, diupayakan agar berdo'a dengan khusyu', insya Allah, Allah akan mengabulkan do'a-do'a kita. Amiin (Wallahu A'lam).


Menurut guru saya ustadz syahril, yg dinamakan sholat kubro itu dikerjakan tengah malam dalam keadaan ruang yang gelap tanpa cahaya serta berpakaian serba hitam agar tiada cahaya penerangan terkecuali cahaya Allah SWT dengan pelita Nya yang menerangi dan memberikan petunjuk kepada orang- orang yang beriman

Kamis, 02 Maret 2017

Amalan Shalih Istighfar Qubro


Amalan Istighfar Qubro

3 kalimat istighfar masing2 33x di wirid kan dengan makhrifat tertentu

1. astaghfirullah al 'adzhim subhanallahi wabihamdihi subhanallahil 'adzhim :

ketika mewiridkan ini diniatkan meminta ampunan kepada Allah SWT untuk diri kita dan bapak kandung kita, sambil membayang kan wajah ayah/ bapak kita..  semoga Allah SWT mengampuni diri kita dan beliau serta memberikan rahmat dan kasih sayang Nya

2. astaghfirullah al 'adzhim subhanallah walhamdulillah wala ilahailallah wallahukahbar :

makhrifat nya sama seperti yg pertama namun untuk meminta ampunan kepada diri kita dan ibu kandung kita sendiri, semoga Allah SWT mengampuni diri kita dan beliau serta memberikan rahmat dan kasih sayang Nya

3. astaghfirullah al 'adzhim laa haula wala quwata illa billahil'aliyil'adzhim :

makhirfat ini ialah meminta ampunan penuh untuk diri sendiri kepada Allah SWT, disaat wiridan meminta ampunan Nya terhadap kedua tangan kita yg dulu pernah berbuat kesalahan yang disengaja mau pun tidak disengaja, baik itu diketahui maupun tidak diketahui minta lah pengampunan Nya,,

setelah agak lama kemudian meminta ampunan terhadap akal dan pikiran yg dulu pernah berfikir buruk dan kesalahan yang disengaja mau pun tidak disengaja, baik itu diketahui maupun tidak diketahui minta lah pengampunan Nya,,


setelah agak lama kemudian, minta ampunan terhadap tempat keluar buang air kecil kita mintalah dengan sungguh2 ampunan jika ada kesalahan yang disengaja mau pun tidak disengaja, baik itu diketahui maupun tidak diketahui minta lah pengampunan Nya,,


lalu baru lah minta ampunan terhadap seluruh tubuh atau diri kamu yang mana pernah berbuat salah dan dosa, yang mana dulu usaha dan kekuatan kamu pergunakan untuk keburukan dan kesalahan, minta lah ampunan yg sebesar besar nya sambil mewiridkan astaghfirullah al'adzhim laa haula wala quwata illabillahil 'adzhim..

Ketika mewirid hal demikian, dapat dipastikan pertama kali nya akan membuat air mata mengalir dengan deras, ikuti saja jangan dilawan jangan dipaksa jangan buat2 sebab air mata itu mengalir dengan haqiqi menghapus segala dosa2

Selepas itu berdoa lah :

اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
ALLAHUMMA A’INNI ‘ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBADATIK [Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. Abu Daud dan Ahmad, shahih)


 Lalu dzikirkan nafi itsbat dan ismu dzat dengan sepenuh hati mengharap kedekatan diri dan qalby kepada Nya

Insya Allah amalan istighfar kubro ini akan membuat diri semakin mudah menerima ilmu dan menggapai keredhoan Allah SWT dalam beramal dan beribadah kepada Nya,,

Faedah :
Diberikan ilham
Dilepaskan dari kesialan / sengkolo
Dimudahkan menerima ilmu
Terbuka mata hati
Terbuka tabir jati diri
Dll

Tawasulan :
1. BIRIDO'ILLAHI TA'ALLA, AL FATIHAH ( dilanjutkan membaca alfatiha 1X )
2. AL FATIHAH KHUSUSON ILA HADROTIN NABI MUHAMMAD SAW,WA'ALA ALIHI WA IKHWANIHI MINANNABIYYI WAL MURSALIN WAILA MALAIKATIL MUQORROBIN WAL KARRUBIYYIN KHUSUSHON MALAIKATUL HAFADZHOH AS, AL FATIHAH ( dilanjutkan membaca alfatiha 7X )
3. TSUMMA ILA ARWAHI ASHABIHI WAQOROBATIHI WATABI'IN WASSYUHADA'I WAL AULIYA'I WASSHOLIHIN WAL MUJTAHIDIN WA MUQOLLIDIHIM FIDDIN, WAL ULAMA'IL AAMILIN WAL QORRO'I WA AIMMATIL HADISI WAL MUFASSIRIN WASSAADATINAS SHUFIYATIL MUHAQQIQIN, SYAI'U LILLAHI LAHUM, AL FATIHAH 1x

KHUSHUUSHON ILAA RUHANI MAN AJAZANI ILAA MUNTAHA AL FATIHAH 1x



Amalan istighfar ini didawamkan setiap habis sholat fardhu atau sholat hajad dimalam hari barokallah.. Mudah2 membawa amalan yang bermanfaat

Bacalah Dengan Hati Yang Tertunduk

(Hadits Qudsi) Kisah Malaikat Hafadzah Naik ke Langit dengan Membawa Catatan Amalan Seorang Hamba

Bismillahirrohmanirrohim


(حديث قدسي) حَدِيثُ مُعَاذٍ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ وَأَنَا رَدِيفُهُ وَنَحْنُ نَسِيرُ إِذْ رَفَعَ بَصَرَهُ إِلَى السَّمَاءِ، فَقَالَ: الْحَمْدُ للهِ الَّذِي يَقْضِي فِي خَلْقِهِ مَا يَشَاءُ يَا مُعَاذُ، قُلْتُ: لَبَّيْكَ يَا سَيِّدَ اْلمُرْسَلِيْنَ قَالَ: أُحَدِّثُكَ بِحَدِيثٍ إِنْ أَنْتَ حَفِظْتَهُ نَفَعَكَ، وَإِنْ ضَيْعَتَهُ انْقَطَعَتْ حُجَّتُكَ عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ يَا مُعَاذُ، إِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى خَلَقَ سَبْعَ أَمْلاكٍ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ، لِكُلِّ سَمَاءٍ مَلَكًا بَوَّابًا خَازِنًا، وَجَعَلَ عَلَى كُلِّ بَابٍ مِنْ أَبْوَابِ السَّمَوَاتِ مَلَكًا بَوَّابًا عَلَى قَدْرِ الْبَابِ وَجَلاَلَتِهِ فَتَصْعَدُ الْحَفَظَةُ بِعَمَلِ الْعَبْدِ، وَ لَهُ نُورٌ وَشُعَاعٌ كَالشَّمْسِ حَتَّى إِذَا بَلَغَ السَّمَاءَ الدُّنْيَا، وَ الْحَفَظَةُ تَسْتَكْثِرُ عَمَلَهُ وَتُزَكِّيْهِ فَإِذاَ انْتَهَى اِلَى الْبَابِ قَالَ الْمَلَكُ لِلْحَفَظَةِ: اضْرِبُوْا بِهَذَا الْعَمَلِ وَجْهَ صَاحِبِهِ أَنَا صَاحِبِ الْغِيبَةِ أَمَرَنِي رَبِّي اَنْ لا اَدَعَ مَنْ يَغْتَابُ النَّاسَ يَتَجَاوَزُنِى إِلَى غَيْرِي، ثُمَّ نَصْعَدُ الْحَفَظَةُ مِنَ الغَدِ مَعَهُمْ عَمَلٌ صَالِحٌ لَهُ نُورٌ وَ تَسْتَكْثِرُهُ الْحَفَظَةُ وَتُزَكِّيْهِ حَتَّى إِذَا انْتَهَوْا اِلَى السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ، قَالَ الْمَلَكُ: قِفُوا وَ اضْرِبُوْا بِهَذَا الْعَمَلِ وَجْهَ صَاحِبِهِ فَإِنَّهُ أَرَدَ بِهِ عَرْضَ الدُّنْيَا أَمَرَنِي رَبِّي اَنْ لا أَدَعَ عَمَلَهُ يَتَجَاوَزُنِي إِلَى غَيْرِي، فَتَلْعَنُهُ الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى يُمْسِيَ وَيَصْعَدُ الْحَفَظَةُ بِعَمَلِ الْعَبْدِ مُبْتَهِجًا بِهِ فِيْهِ صَدَقَةٌ وَ صِيَامٌ وَكَثِيْرٌ مِنَ الْبِرِّ فَتَسْتَكْثِرُهُ الْحَفَظَةُ وَتُزَكِّيْهِ فَإِذَا انْتَهَوْا اِلَى السَّمَاءِ الثَّالِثَةِ، قَالَ الْمَلَكُ الْبَوَّابُ: قِفُوا وَ اضْرِبُوْا بِهَذَا الْعَمَلِ وَجْهَ صَاحِبِهِ أَنَا مَلَكُ صَاحِبُ الْكِبْرِ أَمَرَنِي رَبِّي أَنْ لا أَدَعَ عَمَلَهُ يَتَجَاوَزُنِي إِلَى غَيْرِي إِنَّهُ كَانَ يَتَكَبَّرُ عَلَ النَّاسِ فِى مَجَالِسِهِمْ، وَتَصْعَدُ الْحَفَظَةُ بِعَمَلِ الْعَبْدِ وَهُوَ يَزْهُوْ كَمَا تَزْهَمُ النُّجُوْمُ وَالْكَوْكَبُ الدُّرِّيُّ لَهُ دَوِيٌُّ وَ تَسْبِيحٌ بِصَوْمٍ وَصَلاَةٍ وَحَجٍّ وَعُمْرَةٍ، فَإِذَا انْتَهَوْا اِلَى السَّمَاءِ الرَّابِعَةِ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكِّلُ بِهَا: قِفُوا وَ اضْرِبُوْا بِهَذَا الْعَمَلِ وَجْهَ صَاحِبِهِ أَنَا مَلَكُ صَاحِبُ الاِعْجَابِ َ أَمَرَنِي رَبِّي أَنْ لا أَدَعَ عَمَلَهُ يَتَجَاوَزُنِي إِلَى غَيْرِي، إِنَّهُ كَانَ إِذاَ عَمِلَ عَمَلاً اَدْخَلَ الْعُجْبِ فِيْهِ، يَزُقُّ كَمَا يَزُقُّ الْعَرُوسِ إِلَى اَهْلِهَا، حَتَّى إِذَا انْتَهَوْا اِلَى السَّمَاءِ الْخَامِسَةِ بِذَالِكَ الْعَمَلِ الْحَسَنِ مِنْ ْجِهَادٍ وَحَجٍّ وَعُمْرَةٍ لَهُ ضَوْءٌ كَضَوْءِ الشَّمْسِ، فَيَقُولُ الْمَلَكُ: أَنَا مَلَكُ صَاحِبُ الْحَسَدِ، إِنَّهُ كَانَ يَجْسُدُ النَّاسَ عَلَى مَا اَتَاهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ سَخِطَ مَا اَرْضَى اللهَ أَمَرَنِي رَبِّي أَنْ لا أَدَعَ عَمَلَهُ يَتَجَاوَزُنِي إِلَى غَيْرِي، وَتَصْعَدُ الْحَفَظَةُ بِعَمَلِ الْعَبْدِ بِضَوْءٍ تَامٍّ وَصَلاةٍ كَثِيْرٍ وَصِيَامٍ وَحَجٍّ وَعُمْرَةٍ، حَتَّى يَتَجَاوَزُ بِهِ إِلَى السَّمَاءِ السَّادِسَةِ، فَيَقُولُ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِالْبَابِ: أَنَا صَاحِبُ الرَّحْمَةِاضْرِبُوا بِهَذَا الْعَمَلِ وَجْهَ صَاحِبِهِ، إِنَّهُ كَانَ لا يَرْحَمُ قَطُّ إِنْسَانًا وَإِنْ أُصِيْبَ  شَمْتَ بِهِ أَمَرَنِي رَبِّي أَنْ لا أَدَعَ عَمَلَهُ يَتَجَاوَزُنِي إِلَى غَيْرِي، وَتَصْعَدُ الْحَفَظَةُ بِعَمَلِ الْعَبْدِ بِنَفْقَةٍ كَثِيرَةٍ وَصَوْمٍ وَصَلاةٍ وَجِهأدٍ وَوَرَعٍ لَهُ صَوْتٌ كَصَوْتِ الرَّعْدِ وَضَوْءٌ كَضَوْءِ الْبَرْقِ فَإِذَا انْتَهَوْا اِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ، فَيَقُولُ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِالسَّمَاءِ: أَنَا صَاحِبُ الذِّكْرِ يَعْنِى السُّمْعَةَ وَالصِّيتَ فِى النَّاسِ إِنَّ صَاحِبَ هَذَا الْعَمَلِ أَرَادَ بِهِ الذِّكْرَ فِي الْمَجَالِسِ، وَ الرِّفْعَةِ عِنْدَ الْقُرَنَاءِ وَالْجَاهِ عِنْدَ الْكُبَرَاءِ أَمَرَنِي رَبِّي أَنْ لا أَدَعَ عَمَلَهُ يَتَجَاوَزُنِي إِلَى غَيْرِي، وَ كُلُّ عَمَلٍ لَمْ يَكُنْ للهِ تَعَالى، خَالصاً فَهُوَ رِيَاءً وَلاَ يَقْبَلُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ عَمَلَ المُرَائِى، وَتَصْعَدُ الْحَفَظَةُ بِعَمَلِ الْعَبْدِ مِنْ صَلاةٍ وَ زَكَاةٍ وَصِيَامٍ وَحَجٍّ وَعُمْرَةٍ وَ حُسْنِ خُلُقٍ وَصُمْتٍ وَذِكْرٍ اللهِ تَعَالى، وَتُشَيِّعُهُ الْمَلائِكَةُ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ حَتَّى تُقْطَلعُ الْحُجُبُ كُلُّهَا إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ، فَيَقِفُوْنَ بَيْنَ يَدَيِ الرَّبِّ حَتَّى َيَشْهَدُوْنَ لَهُ بِالْعَمَلٍ الصَّالِحِ الْمُخْلِصٍ للهِ تَعَالى، فَيَقُولُ اللهُ تَعَالى: أَنْتُمُ الْحَفَظَةُ عَلَى عَمَلِ عَبْدِى وَأَنَا الرَّقِيبُ عَلَى مَا فِي نَفْسِهِ إِنَّهُ لَمْ يُرِدْنِى بِهَذَا الْعَمَلِ وَ أَرَادَ بِهِ غَيْرِي وَلاَ أَخْلَصْهُ لِى وَأَنَا أَعْلَمَ بِمَا أَرَادَ مِنْ عَمَلِهِ عَلَيْهِ لَعْنَتِى غَرَّ الأَدَمِيِّيِّيْنَ وَ غَرَّكُمْ وَ لَمْ يَغُرُّنِىْ وَأَنَا عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ الْمُطَّلِعِ عَلَى مَا فِي الْقُلُوْبِ وَلاَ تَخْفَى عَلَيَّ خَافِيَةُ وَلاَ تَعْزُبُ عِنِّى عَازِيَةٌ عِلْمِىْ بِمَا كَانَ كَعِلْمِىْ بِمَا يَكُوْنُ، وَ عِلْمِىْ بِمَا مَضَى كَعِلْمِىْ بِمَا بَقِيَ وَ عِلْمِىْ بِالاَوَّلِيْنَ كَعِلْمِىْ بِالأَخِرِيْنَ. أَعْلَمَ السِّرَّ وَ أَخْفَى فَكَيْفَ يَغُرُّنِىْ عَبْدِىْ بِعَمَلِهِ إِنَّمَا يَغُرُّ الْمَخْلُوْقِيْنَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ وَأَنَا عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ عَلَيْهِ لَعْنَتِى وَتَقُولُ الْمَلائِكَةُ السَّبْعَةُ وَالثَّلاَثَةُ الآلافِ الْمُسَيِّعُوْنَ يَارَبَّنَا عَلَيْهِ لَعْنَتُكَ وَلَعْنَتُنَا فَتَقُولُ أَهْلُ السَّمَوَاتِ: عَلَيْهِ لَعْنَة اللهِ وَ لَعْنَة اللاَّعِنِيْنَ. ثُمَّ بَكَى مُعَاذُ رَحِمَهُ اللهُ وانْتَحَبَ انْتِحَابًا شَدِيْدًا، وَ قَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ كَيْفَ النَّجَاةُ مِمَّا ذَكَرْتَ؟  قَالَ: يَا مُعَاذُ اقْتَدِ بِنَبِيِّكَ فِي الْيَقِيْنِ. قُلْتُ: أَنْتَ رَسُولُ اللهِ وَأَنَا مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ كَيْفَ لِىْ النَّجَاةُ وَالْخَلاَصُ؟ قَالَ نَعَمْ يَا مُعَاذُ إِنْ كَانَ فِي عَمَلِكَ تَقْصِيرٌ فَاقْطَعْ لِسَانَكَ عَنِ الْوَقِيْعَةِ فِى النَّاسِ وَ عَنْ إِخْوَانِكَ مِنْ حَمَلَةِ الْقُرْآنِ خَاصَّةً وَلِيَرُدُّكَ عَنِ الْوَقِيْعَةِ فِى النَّاسِ مَا تَعْلَمُهُ غَيْبِ نَفْسِكَ وَلاَ تُزَكِّ نَفْسَكَ بِذَمِّ إِخْوَانِكَ وَلاَ تَرْفَعْ نَفْسَكَ بِوَضْعِ إِخْوَانِكَ وَلا تُرَاءِ بِعَمَلِكَ كَيْ تُعْرَفُ فِى النَّاسِ  وَلاَ تَدْخُلُ فِى الدُّنْيَا دُخُوْلاً لاَ يُنْسِكَ اَمْرَ الآخِرَةِ وَلا تُنَاجِ رَجُلاً وَعِنْدَكَ آخَرُ وَلا تَتَعَظَّمْ عَلَى النَّاسِ فَتَنْقَطِعَ خَيْرَاتُ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَلاَ تَفْحَشْ فِي مَجْلِسِكَ حَتَّى يَحْذَرُوكَ مِنْ سُوءِ خُلُقِكَ وَلاَ تَمُنُّ عَلَى النَّاسِ وَلا تُمَزِّقِ النَّاسَ بِلِسَانِكَ فَتُمَزِّقَكَ كِلابُ جَهَنَّمَ وَهُوَ قَوْلُهُ تَعَالَى وَالنَّاشِطَاتِ نَشْطًا يَقُولُ تَنْزِعُ اللَّحْمَ عَنِ الْعَظْمِ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ وَمَنْ يُطِيقُ هَذِهِ الْخِصَالَ؟ قَالَ: يَا مُعَاذُ، إِنَّ الَّذِىْ وَصَفْتُ لَكَ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ إِنَّمَا يَكْفِيْكَ مِنْ ذَالِكَ أَنْ تُحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ وَتَكْرَهُ لَهُمْ مَا تَكْرَهُ لِنَفْسِكَ فَإِذَنْ اَنْتَ قَدْ سَلِمْتَ وَنَجَوْتَ. قَالَ خَالِدُ بْنُ مَعْدَانَ، وَكَانَ مُعَاذًا لاَ يُكْثِرُ مِنْ تِلاَوَةِ الْقُرْآنِ كَمَا يُكْثِرُ مِنْ تِلاَوَةِ هَذَا الْحَدِيْثِ وَذَكَرَهُ فِىْ مَجْلِسِهِ.

RasuluLlah SAW. bersabda: “Puji syukur ke hadirat Allah yang telah telah berkehendakatas makhluk-Nya, ya Mu’adz.”
Jawabku, “Benar, ya Sayyidil Mursalin.”
Sabda beliau kemudian, “sekarang aku akan mengisahkan satu cerita kepadamu. Apabila engkau menghafalnya, akan sangat berguna bagimu. Tetapi jika engkau anggap remeh, maka kelak di hadapan Allah engkau tidak mempunyai argumentasi (hujjah). Hai, Mu’adz! Sebelum menciptakan langit dan bumi, Allah telah menciptakan tujuh malaikat. Pada setiap langit terdapat satu malaikat penjaga pintu, menurut derajat pintu dan keagungannya.
Dengan demikian, malaikat-lah yang memelihara amalan hamba.
Kemudian malaikat hafadzah naik ke langit dengan membawa amalan seorang hamba yang amalan tersebut memancarkan cahaya dan bersinar bagaikan matahari. Hingga sampailah amalan tersebut ke langit dunia (as-samaa’I d-dunya). Malaikat Hafadzah kemudian menganggap banyak amal tersebut dan mensucikannya. Sesampainya pada pintu langit pertama, malaikat penjaga pintu berkata kepada malaikat Hafadhah, ‘Tamparkan amal ini ke muka pemiliknya! Aku adalah penjaga orang-orang yang suka mengumpat. Aku diperintahkan oleh Tuhanku agar menolak amalan orang yang suka mengumpat, dan supaya aku tidak membiarkannya melewatiku.’
Keesokan harinya, kembali malaikat Hafadhah naik ke langit membawa amal shaleh yang berkilau yang dipandangnya sangat banyak dan terpuji. Sesampainya ke langit kedua (ia lolos dari malaikat penjaga pintu langit pertama, sebab pemiliknya bukan seorang pengumpat), malaikat (penjaga) berkata, ‘Berhenti, dan lemparkanlah amalan ini ke muka pemiliknya! Sebab, dia beramal dengan mengharapkan dunia, aku diperintahkan oleh Tuhanku agar menolak amalannya dan agar tidak membiarkannya melewatiku.’ Maka, para malaikat melaknat orang itu hingga sore.
Hari berikutnya, kembali malaikat Hafadhah naik ke langit membawa amalan seorang hamba yang sangat memuaskan, penuh sedekah, puasa dan berbagai kebajikan, yang oleh malaikat Hafadhah dianggapnya sangat mulia dan terpuji. Sesampai di langit ketiga (ia lolos dari malaikat penjaga pintu langit pertama dan kedua, sebab pemiliknya bukan seorang pengumpat/pengharap dunia), malaikat penjaga pintu berkata, ‘Berhenti! Tamparkan amal itu ke muka pemiliknya. Aku malaikat penjaga sifat sombong. Aku diperintahkan oleh Tuhanku agar aku menolak amalannya dan tidak membiarkannya melewatiku. Sesungguhnya dia telah bersikap sombong kepada manusia dalam majelis-majelis mereka.’
Hari berikutnya, kembali malaikat Hafadhah naik ke langit membawa amal hamba yang terang berkilauan bagaikan berkilaunya bintang kejora dan planet. Ia mengeluarkan suara gemuruh, penuh tasbih sebab ibadah puasa, salat, haji dan umrah. Sesampainya di langit keempat (ia lolos dari malaikat penjaga pintu pertama, kedua dan ketiga, sebab pemiliknya bukan seorang pengumpat/pengharap dunia/sombong), malaikat penjaga langit berkata kepada malaikat Hafadzah, ‘Berhenti! Tamparkan amal itu ke muka pemiliknya. Aku adalah malaikat penjaga ‘ujub. Aku diperintahkan oleh Tuhanku agar aku menolak amalannya dan tidak membiarkannya melewatiku. Sesungguhnya dia beramal dengan disertai ujub.
Hari berikutnya, kembali malaikat Hafadhah naik ke langit membawa amalan hamba (lainnya) yang diiring bagaikan iringan pengantin wanita menuju suaminya. Sesampainya di langit kelima (ia lolos dari malaikat penjaga pintu pertama, kedua, ketiga dan keempat, sebab pemiliknya bukan orang pengumpat/pengharap dunia/sombong/ujub), yang amalan tersebut sangat baik, dari ibadah jihad, haji dan umrah, ia bercahaya seperti kilauan matahari. Maka malaikat berkata, ‘Aku malaikat penjaga hasud. Seseungguhnya dia suka hasud kepada orang lain atas kenikmatan yang telah Allah berikan kepada mereka. Sungguh dia telah membenci Dzat yang meridhai. Aku diperintahkan oleh Tuhanku agar aku menolak amalannya dan tidak membiarkannya melewatiku.’
Hari berikutnya, kembali malaikat Hafadhah naik ke langit membawa amalan hamba lainnya, yang berupa wudlu’ yang sempurna, shalat yang banyak, puasa, haji dan umrah. Sesampainya di langit keenam (ia lolos dari malaikat penjaga pintu langit pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, sebab pemiliknya bukan seorang pengumpat/pengharap dunia/sombong/ujub/hasud), maka malaikat penjaga pintu berkata, ‘Aku malaikat penjaga rahmat (belas-kasih). Tamparkan amal ini ke muka pemiliknya. Sesungguhnya orang ini tidak pernah mengasihi orang lain sama sekali (selama hidupnya), bahkan jika melihat seorang hamba (yang lain) ditimpa musibah dia merasa senang. Aku diperintahkan oleh Tuhanku agar menolak amalannya dan tidak membiarkannya melewatiku.’
Hari berikutnya, kembali malaikat Hafadhah naik ke langit, dengan membawa amalan seorang hamba (yang lebih baik dari yang sebelumnya), berupa ibadah nafkah yang berlimpah. puasa, shalat, jihad dan wara’(berhati-hati dalam bermal). Amalan tersebut bergemuruh bagaikan guntur dan bersinar bagaikan bagaikan kilatan petir. Sesampainya di langit ke tujuh, malaikat penjaga langit berkata, ‘Aku malaikat penjaga sebutan (adz-dzikru) atau sum’at (tidak ingin terkenal) di antara manusia. Sesungguhnya pemilik amal ini berbuat sesuatu karena menginginkan sebutan (kebaikan amal perbuatannya) dalam setiap perkumpulan; menginginkan derajat tinggi di waktu berkumpul dengan kawan-kawan sebaya; ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin (pembesar). Aku diperintahkan oleh Tuhanku agar menolak amalannya dan tidak membiarkannya melewatiku. Karena, setiap ibadah yang bukan karena Allah adalah riya’, dan Allah tidak menerima amal ibadah orang-orang ahli riya’.’
Kemudian malaikat Hafadhah kembali naik ke langit membawa amal dan ibadah seorang hamba berupa ibadah shalat, zakat, puasa, haji, umrah, akhlak mulia, pendiam, suka berdzikir kepada Allah, dengan diiringi para malaikat dari tujuh lapis langit, hingga terbukalah seluruh hijab menuju kepada Allah Subhaanahu. Mereka berhenti di hadapan ar-Rabb yang Keagungan-Nya (sifat Jalal-Nya) bertajalli. Dan mereka  menyaksikan amal sang hamba itu merupakan amal shalih yang diikhlaskannya hanya bagi Allah Ta’ala.
Kemudian Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai, Hafadhah! Malaikat Pencatat Amal HambaKu! dan Aku adalah Sang Pengawas, yang memiliki kemampuan dalam mengamati apa-apa yang ada di dalam jiwanya. Sesungguhnya dia beramal bukan untukku, tetapi diperuntukkan bagi selain Aku, bukan diikhlaskan untuk-Ku. Aku adalah lebih Mengetahui (daripada kalian) terhadap apa yang diinginkan dari amalannya. Laknat-Ku bagi mereka yang telah menipu anak adam (yang lain) dan menipu kalian (para malaikat Hafadhah). Dan Aku tidaklah akan pernah tertipu (olehnya). Aku-lah Yang Maha Mengetahui akan hal-hal yang ghaib; Yang memunculkan apa-apa yang tersimpan di dalam kalbu-kalbu. Dan apa yang samar tidaklah samar bagiku. Dan setiap yang tersembunyi tidak tersembunyi bagiku. Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang belum terjadi. Pengetahuan-Ku terhadap apa-apa yang telah berlalu sama dengan pengetahuan-Ku terhadap yang akan datang. Dan pengetahuan-Ku terhadap segala sesuatu yang awal sebagaimana pengetahuan-Ku terhadap segala yang akhir. Aku lebih mengetahui sesuatu yang rahasia dan tersembunyi. Bagaimana mungkin hamba-Ku menipu-Ku dengan amalannya. Sesungguhnya dia hanyalah menipu para makhluk yang tidak memiliki pengetahuan, dan Aku Maha Mengetahui segala yang ghaib. Baginya laknat-Ku….!!
Dan berkata malaikat (penjaga) yang Tujuh beserta tiga ribu malaikat pengiringnya, ‘Ya, Tuhan kami! tetaplah laknatMu dan laknat kami atasnya!’ Kemudian, semua yang berada di langit mengucapkan, ‘Tetaplah laknat Allah kepadanya dan laknat semua yang melaknat!!”
(Demi mendengar semua itu) tiba-tiba Mu’adzrahimahuLlah menangis dengan tangisan yang sangat keras, dan berkata, “Ya, Rasulallah! Bagaimana agar bisa selamat dari semua yang engkau sebutkan tadi?”
Rasulullah menjawab “Hai, Mu’adz! Ikutilah Nabimu (dalam perkara agama) dengan (penuh) keyakinan!”
Aku (Mu’adz) berkata, “Engkau adalah Rasulullah, sedangkan aku hanyalah Mu’adz bin Jabal. Bagaimana aku bisa selamat dan ikhlas?”
Beliau bersabda, “Ya (Kamu benar), hai Mu’adz.

  • Apabila dalam amal perbuatanmu terdapat kekurangan, maka tahanlah lidahmu jangan sampai menjelek-jelekkan orang (misalnya: ghibah dan memfitnah), terutama saudara-saudaramu sesama penganut ajaran Al-Qur’an.  Dan untuk mencegah berbuat menjelek-jelekkan (misalnya: ghibah dan memfitnah) orang lain, ingatlah aib-aib (yang ada dalam) dirimu.
  • Janganlah kamu mensucikan jiwamu (sok suci) dengan cara menjelek-jelekkan orang
  • Jangan angkat derajat jiwamu dengan cara menekan orang lain.
  • Janganlah kamu perlihatkan amal perbuatanmu (riya’) dengan tujuan agar diketahui oleh banyak orang.
  • Janganlah kamu terlalu jauh memasuki urusan dunia sehingga membuat dirimu lupa akan perkara akhirat
  • Dan janganlah kamu berbisik-bisik dengan seseorang, padahal di sebelahmu terdapat orang lain (yang tidak diikutsertakan).
  • Jangan merasa dirimu agung dan terhormat di hadapan manusia, karena hal itu akan membuat nilai kebaikan-kebaikanmu habis terputus di dunia dan akhirat.
  • Janganlah berbuat keji di dalam majelis pertemuanmu sehingga akibatnya mereka akan menjauhimu karena buruknya akhlakmu.
  • Janganlah kamu ungkit-ungkit kebaikanmu di hadapan orang lain.
  • Janganlah engkau robek orang-orang dengan lidahmu yang akibatnya engkau pun akan dirobek-robek oleh anjing-anjing Jahannam, sebagaimana firman-Nya Ta’ala, “Demi yang merobek-robek dengan merobek yang sebenar-benarnya…” (QS An-Naaziyat [79]: 2) Di neraka itu, daging akan dirobek hingga mencapat tulang……..
  • Janganlah kamu merobek-robek (perihal pribadi) orang lain dengan lidahmu, niscaya dirimu kelak akan dirobek-robek pula oleh anjing-anjing Jahannam. Sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala., ... dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut.’ (QS. An-Nazi’at: 2). Yakni, ia akan mengupas daging dari tulangmu.”

Aku (Mu’adz bin Jabal r.a.) bertanya, “Ya, Rasulallah! Lalu, siapakah orang yang sanggup menanggung penderitaan ini?”
Beliau menjawab, “Hai, Mu’adz! Sesungguhnya apa yang aku sebutkan kepadamu (tadi) sangatlah mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh Allah Ta’ala. Krena itu, cukuplah kamu dengan mencintai orang lain apa-apa yang kamu cintai untuk dirimu sendiri, dan membenci kepada mereka apa yang kamu benci untuk dirimu sendiri. Dengan demikian, maka sungguh kamu bisa selamat dan beruntung.”
Khalid bin Ma’dan berkata bahwa Mu’adz bin Jabal senantiasa membaca hadits ini sebagaimana seringnya beliau membaca Alquran dan mempelajarinya di dalam majelis pertemuannya.

*Semoga Bermanfaat bagi kita semua. Aaamiin

Salam Kepada Malaikat Pemikul Arsy


Pernah kah kita hargai, kita hormati dengan salam, kita balas dengan kembali do'a yang membawa kebaikan, terhadap mahluk Allah yang terbuat dari cahaya, sedangkan mereka sedang memikul sesuatu yang berat nya masya Allah, namun mereka senan tiada bertasbih dan memuji Allah SWT serta dengan kemurahan hati mereka selalu mendo'akan orang orang yang hendak dijalan Allah SWT,,

Apakah hati kita tidak tersentuh dengan kebaikan mereka, yang dimana mereka sibuk memikul yang berat, namun mereka masih juga berdo'a kebaikan untuk orang lain ??

Apakah hal itu tidak membawa hati mu kedalam kesedihan yg dalam bahwa telah banyak yg kita lalai kan, sampai2 ada yang mendo'a kan kebaikan kepada diri kita namun kita tidak mengenal nya mereka ??

Maka dari itu juga bersyukurlah serta memuji lah kepada Nya, Allahu Rabbul 'arsyil 'adzhim


AlQuran 40:7
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ

(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,



AlQuran 40:8
رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدتَّهُمْ وَمَن صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,

AlQuran 40:9
وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ ۚ وَمَن تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar".

Ulil Abshar Wal Ulil Albab

Bismillahhirrohmannirrohim.. 

AlQuran 3:13
قَدْ كَانَ لَكُمْ آيَةٌ فِي فِئَتَيْنِ الْتَقَتَا ۖ فِئَةٌ تُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَأُخْرَىٰ كَافِرَةٌ يَرَوْنَهُم مِّثْلَيْهِمْ رَأْيَ الْعَيْنِ ۚ وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَن يَشَاءُ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّأُولِي الْأَبْصَارِ

Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati.


Al Quran 3:190
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

Didalam 2 ayat diatas pada akhir kalimah berbunyi ulil abshar dan ulil albab yaitu :

Ulil Abshar : orang yg mempunyai matahati
Ulil Albab   : orang orang yang berakal

Jika kita perhatikan ada 2 alat panca indra melihat kita, yang pertama melihat dengan albab/ akal/ mata dzohir.
Dan yang kedua melihat dengan Abshar/mata hati/ batin.

Kalau orang umum bilang bola mata ialah salah satu dari panca indra ( lima indra ), sedangkan mata batin ( indra yg keenam )

Untuk dapat memiliki/  masuk kedalam indra yang keenam kita harus memfokuskan kelima indra ( panca indra ) kedalam hati, yang dimana letak indra keenam itu ada pada didalam hati yaitu batin, namun karena berhubung indra keenam ini sifat nya rahasia maka bawalah asmaul husna kedalam nya agar syaitan tidak leluasa menggoda kita ketika perjalanan spritual tersebut yang tak lain ialah berdzikrullah

Nah seperti yang saya bilang atau arahkan sebelum nya, penglihatan mata, pendengaran telinga, perasa tubuh serta akal dan pikiran terpokus kesatu tempat yaitu didalam hati, namun disini usahakan akal kita terap bertahan dalam mengingat Allah SWT didalam hati kita, sehingga pikiran tetap terjaga ( tidak tidur ) dan kesadaran fisik tertidur namun kesadaran batin  terlahir,,  dan jika sudah mencapai tahap ini, maka terjadilah penglihatan suatu gambaran didalam hati, akan tetapi penglihatan ini ada 2 cabang, yang pertama penglihatan kepada imajinasi ( terlihat didalam akal ), dan penglihatan yang haqiqi ( terlihat yg memang semesti nya itu ada ).

Nah untuk mendapatkan penglihatan haqiqi, maka hindarilah perbuatan yang tidak bermanfaat, contoh main game, suka nonton film, suka bercanda, suka emosi, suka hal2 keduniawian yg membawa kita lalai terhadap dzikrullah, insya Allah gambaran akal itu berkurang yg terlihat di dalam batin kita..

Barokallah

Ttd : ust faisal alfikri

Tarbiyah Tentang Lathaif/ Lathifa

Bismillahirrohmanirrohim..
tarbiyah tentang titik lathaif yang Sebagaimana kita ketahui pada setiap tariqoh2 yang mu'tabaroh atau tariqoh yang bersanad dan musnad ke rasulillah salallahu 'alaihi wassalam, bahwasan nya titik lathaif yang ada pada diri insan itu ada tujuh.. Namun ketujuh ini kita sudah tahu pada letak masing2 nya dan yang ingin kita tarbiyah kan ialah dimana tepat nya untuk diawali dzikirullah dengan baik dan benar, sesuai hadist dan Alqur'an tentunya.. Insya Allah


Menurut didalam hadist2 shohih yang menjelaskan tentang toriqoh atau jalan yang terutama kali dalam thoriqoh-thoriqoh mu’tabaroh, sebenarnya, dzikir hanya ada dua macam. Yakni, dzikir nafi itsbat dan dzikir ismu Dzat
Yang mana yang dimaksud dzikir nafi itsbat ialah dzikir kalimah tauhid yaitu Laa ila hailallah dan dzikir ismu Dzat ialah ALLAH.. ALLAH.. ALLAH

Rasulullah bersabda : kepada Ali bin Abi Thalib ra : “Hai Ali, pejamkan kedua matamu dan tempelkan sepasang bibirmu serta lipatkan lidahmu pada langit-langitan mulut dengan berdzikir Allah, Allah, Allah di dalam Lathifah dari Lathaif tujuh” (HR Thabrani dan Baihaqi)

Adapun khifayah yang telah dijelaskan didalam hadist diatas ialah dzikir ismu dzat yang telah saya jelaskan sebelum nya dan apa yang disabdakan rasulillah ialah dzikir tersebut ditempatkan pada salah satu titik lathaif namun titik ini tidak dijelaskan detail dimana dan titik yang mana untuk di tempatkan dzikir ismu dzat nya

Nah maka dari itu selain hadist2 shahih yang kita kutip sebagai pelajaran maka kutip lah dari apa yang ada didalam Alqur'annul qarim

Alqur'an surah Al'araf ayat 205
Bissmillahirrohmanirrohim
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.


Perhatikan dalam ayat diatas, sebutlah nama Tuhanmu yaitu ismu Dzat,, dan ditempatkan didalam hati kita mendzikirkan nya.. Jadi yang dijelaskan rasulillah didalam hadist tadi terbuka hakikat nya yaitu pada titik lathaif qalby atau hati dan hati itu berada ditengah2 dada

Jadi dengan kita membaca Alqur'an dan membaca hadist serta di ikuti dan diteladani insya Allah itu lah yang dinamakan berpegang pada Alqur'an dan hadist yang tak lain kedua itu adalah harta warisan rasulillah kepada umat nya diseluruh dunia

Alhamdulillah dzikir ismu Dzat sudah kita kupas bersama yang tak lain dzikiran nya hanya asma ALLAH.. ALLAH.. ALLAH.. sahaja
Dan untuk dzikir nafi itsbat yang tak lain ialah kalimah toyibah atau Laa ila ha ilallah

Sebelum kita kupas mari kita simak hadist berikut
Dari Jabir bin Abdillah ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, “Zikir yang paling mulia ialah Lailahaillallah dan doa yang paling baik ialah Alhamdulillah.” (Riwayat Al-Imam Ibnu Majah).
Alhamdulillah Didalam hadist tersebut dijelaskan rasulillah didalam sabda nya bahwa dzikir yang paling mulia ialah Laa ilahaillallah, jadi kita belum bisa langsung kepada dzikir ismu dzat, sebab Sebelum menyelam kedalam dzikir ALLAH atau dzikir ismu dzat kita harus memperbaiki diri kita dengan dzikir yang mulia yaitu kalimah tahuid Laa ilahailallah
Dan sebelum memperbaiki diri kita meminta ampunan dari Nya yaitu selain didalam do'a ialah didalam dzikir istighfar
Yang kesemua itu juga tertumpu kedalam titik lathaif qalbi atau hati